
Memilih Sahabat
Ust. Abdul Majid Dahlan
HARINI

▫▪▫ GIAT ▪▫▪
(Berbagi Ilmu Akhlak Tasawuf)
Catatan Majelis 1 Ilir, Masjid Sultan Agung Palembang
Pengajar : Al Ustadz Abdul Majid Dahlan
Tema : Memilih Sahabat
• • •
Mengapa kita harus memilih teman? karena manusia itu tabiatnya mencuri.
Apa yang dimaksud dengan mencuri di sini?
Manusia itu meniru orang yang sering bersamanya, baik dalam perbuatan maupun perkataan.
🍁 Orang yang dekat dengan teman yang suka berbicara kotor, maka dia akan mengikutinya. Dalam ilmu akhlak, itu tidak benar.
Jangan berteman dengan:
1. Pejabat yang zalim, karena lalai. Boleh duduk dengan pejabat untuk amar ma'ruf, tetapi ada prosesnya dan tahap²nya, tidak asal.
2. Ahlul Qurro', ulama atau ahli agama yang penjilat pada penguasa. Ulama boleh dekat dengan penguasa untuk menasihati, tergantung niatnya.
3. Sufi gadungan, bodoh tentang hakikat tasawuf.
➡ Hakikat tasawuf adalah mendapatkan kejernihan hati, muncul perbuatan, perkataan yang benar, maka inilah teman yang baik
✒ Teman yang baik adalah orang yang perkataan dan perbuatannya ada ikatan kepada Allah. Teman seperti ini jangan dijauhi.
📨 FYI
Jadilah orang yang bersama Allah
atau
Jadilah orang yang bersama orang yang bersama Allah/membaca Alquran.
Karena orang seperti ini akan membuatmu sampai kepada Allah.
Manusia itu pasti memiliki kekurangan/ kelemahan, untuk mengetahui kekurangan/kelemahan kita, Imamul Ghazali memberikan sebuah cara, yakni melalui:
1. Guru, terutama guru mursyid/murobbi. Sebagai contoh sederhana, guru ngaji itu ketika menyimak kita mengaji, maka tau di mana letak kesalahan kita dalam membaca Alquran.
2. Carilah orang yang bersahabat karena Allah, bermakna ia tulus
3. Dengarkanlah komentar orang yang membenci/memusuhimu, karena dia tidak akan pernah memberikan komentar yang bagus.
4. Bergaul di tengah² umat manusia dan mengambil i'tibar (pelajaran) dari orang2 sekitar.
▫ada orang taat, maka berpikirlah apakah kita sudah seperti dia.
▪ada orang maksiat, maka berpikirlah kita lebih buruk dari dia.
✔ Yang dapat mengoreksi diri kita adalah orang lain. Kalau diri sendiri yang mengoreksi, maka penyakit hati akan masuk dan tidak takut pada Allah.
✔ Kita ini banyak dosa, kemudian bergaul dengan orang yang ahli maksiat yang macam², maka kita yang belajar agama ini akan menganggap diri kita lebih baik dari dia. Kita akan merasa bahwa maksiat kita lebih sedikit karena bergaul dengan orang yang maksiatnya lebih banyak.
➡ Maka, dianjurkan bergaul dengan yang lebih baik agamanya, akhlaknya, agar kita merasa buruk.
🫂 Pergaulan yang baik itu hanya ada dua:
1. Shohbatul Irodah
2. Shohbatut Tabaruk
•• Penjelasan ••
1. Shohbatul Irodah
➡ Irodah artinya berkehendak, shohbatul artinya persahabatan.
➡ Bersahabat dengan mengikuti teman itu. Teman yang seperti ini ada kriterianya:
➡ Kriteria Shohbatul Irodah:
✔ Bergaul dengan guru, muallim, murobbi, karena kita mengikuti kehendak guru, dan juga dikarenakan beliau lebih tahu. Kalau menentang, nanti hatinya keras.
✔ Bergaul dengan orang yang mendidik kita, karena murid dan guru ibarat mayit dan yang memandikan mayit, mayit nurut sama yang memandikannya.
➡ Bergaul semacam ini, akan ada manfaatnya.
2. Shohbatut Tabaruk
➡ Pergaulan yang membawa keberkahan.
➡ Bergaul dengan orang-orang salih, ahli ilmu, baik laki² maupun perempuan. Maka akan mengalir kebaikan² yang mengubah dirinya menjadi lebih baik.
➡ contoh: orang yang tidak berjilbab, kalau dia berteman dengan yang berjilbab, lama² dia akan berjilbab.
atau
orang yang asing dengan peci, berteman dengan orang yang sering ke majelis dan menggunakan peci, dia akan ikut.
Malu yang dia rasakan adalah malu karena iman.
✔ Termaktub dalam Kitab Syarh Qusyairiyah, bahwa malu itu ada dua:
1. Malu Nafsani, malu yang sudah ada dari lahir. Bawaan lahir, pada anak² pun ada. contoh, anak² malu keluar tanpa mengenalan pakaian.
2. Malu Imani, malu kalau berbuat maksiat. Tidak semua orang mampu menahan maksiat. Malu ini muncul karena Allah.
➡ Malu ini hasil dari Shohbatut Tabaruk. Yakni, orang2 salih, ahli majelis, ahli ilmu.
•••
Buah istiqomah akan kita nikmati, walau sudah wafat, maka janganlah kamu berhenti kecuali karena uzur yang syar'i.
Jangan berhenti belajar, pergi ke majelis ilmu, walau sedikit² tapi konsisten.
•••
boleh share ya ... barakallah ...